Lebih Baik Bejat Setelah itu Taubat, Dari Pada Taubat Setelah itu Bejat.

Yaa, itulah judul singkatnya.. lebih baik kita bejat karena kita belum tahu akan ilmunya dan setelah tahu kita bertobat dengan sebenar-benarnya tobat. dari pada kita awal-awalnya alim atau sudah bertobat setelah itu bejat dan kumat.

Banyak wanita saat ini banyak yang mulai terjerumus pada hal-hal yang jauh dari nilai-nilai keislaman yang telah menjadi fitrah mereka selama ini. Tak hanya busana, bahkan tutur kata hingga tata lakunya pun kini sudah tidak mencerminkan sikap-sikap yang Islami lagi. Gejala apa ini? Apakah memang kita terlalu lemah menyikapi tantangan hidup ini?

Sebutlah Rahma, gadis yang sejak usia SMP sudah belajar di pesantren, dan selama enam tahun tinggal di asrama bersama teman-temannya untuk mendalami ilmu agama. Agar menjadi seorang wanita shalihah yang bisa menjaga dirinya dan keluarganya sesuai dengan yang telah disyari’atkan oleh agama, itulah cita-citanya.

Harapan itu memang tercapai saat Rahma masih berada di pesantren. Namun, keshalihahan dan ketaatannya terhadap nilai Islam perlahan memudar menjelang tahun ketiga saat Rahma kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yang mayoritas mahasiswanya sudah terbawa arus pergaulan jaman. Maka Rahma yang biasa menutup aurat dengan baju gamis dan tutur kata sopan, berubah menjadi seorang Rahma yang cenderung tak bermoral.

Sepasang busana ketat kini membungkusnya dari mulai kepala hingga kaki. Kerudung lebarnya pun kini telah berganti menjadi sehelai kerudung pendek yang ujung-ujungnya ditarik ke belakang hingga jelaslah aurat-aurat yang tidak seharusnya dia perlihatkan pada orang lain selain mahramnya. Tak hanya itu, kata-kata gaul dan celetukan-celetukan nakal kini telah lancar diucapkannya di depan umum, tak jarang nama binatang diikutsertakannya di akhir kata. Astagfirullah!!!

Rahma hanya satu contoh kasus. Karena jujur, masih banyak lagi Rahma-Rahma yang lain berkeliaran di luar sana. Sehingga tak bisa dipungkiri lagi, jika lingkungan dengan pergaulan yang tidak tertib ternyata menjadi salah satu faktor yang dominan dalam mengubah perilaku seseorang.

Memang, saat memasuki lingkungan tertentu, awalnya wanita berjilbab selalu merasa asing dengan sekelilingnya yang memiliki penampilan dan perilaku berbeda. Mungkin ada semacam jeda yang hadir dalam hatinya. Sehingga ia pun membatasi pergaulannya hanya dengan orang-orang yang memiliki persamaan dengannya. Namun, kebekuan di antara yang berbeda itu perlahan mulai mencair dan mulai saling memahami, dalam kasus Rahma misalnya.

Saat teman-temannya yang mayoritas anak gaul berpendapat kalau jilbab adalah busana yang kuno dan hanya dipakai oleh nenek-nenek, rasa percaya diri Rahma perlahan-lahan mulai memudar. Apalagi saat itu Rahma benar-benar dalam posisi dimana dirinya sendirilah yang memiliki perbedaan. Sehingga tanpa terasa, sedikit demi sedikit sikap dan penampilannya pun mulai berubah.

Latah! Sebenarnya kelatahan seperti itu tidak perlu terjadi. Tentunya jika kamu berlaku sebagai wanita yang bisa bertindak lebih bijaksana dan berwibawa saat menolak berbagai ajakan yang menurut kamu tak sesuai dengan syari’at. Tak perlu peduli pada orang yang mengatakan kamu fanatik, sok alim, dan lain sebagainya. Biarkan saja mereka memandang kamu sebagai wanita kuno yang tidak bersyukur karena tidak mau memperlihatkan keindahan fisik yang telah diberikan Sang Pencipta. Terserah!!! Yang penting bagi kamu adalah bisa menjadi wanita yang baik menurut Allah.

Hai Wanita!!! Bisa menjaga diri, adalah ujian terberatĀ  saat ini. Namun percayalah, ada hikmah yang bisa kalian petik.

3 pemikiran pada “Lebih Baik Bejat Setelah itu Taubat, Dari Pada Taubat Setelah itu Bejat.

Tinggalkan komentar